Fungsi dan Makna Dupa dalam Persembahyangan

Fungsi dan Makna Dupa dalam Persembahyangan
HINDUALUKTA-- Sarana persembahyangan Hindu yang lain adalah Dupa atau Api. Api/Dupa adalah sejenis harum-haruman yang dibakar sehingga berbau harum dan menyala sebagai lambang Agni dan berfungsi sebagai:
  • Perantara yang menghubungkan pemuja dengan yang dipuja
  • Sebagai pembasmi segala mala dan pengusir roh jahat. 
  • Sebagai saksi dalam upacara.
Kalau kita renungkan fungsi dan arti dupa dalam upacara persembahyangan yang dipimpin pendeta punya arti sangat dalam. Dupa berasal dari Wisma yaitu alam semesta dan asapnya secara perlahan menyatu ke angkasa inilah sebagai perlambang menuntun umat agar menghidupkan api dalam raga dan menggerakkan menuju Sanghyang Widhi.

Pemangku atau Pinandhita dalam memimpin upacara menggunakan api dalam bentuk Pasepan yang isinya: Menyan, Majegau dan Cendana dibakar agar berasap dan berbau. Maknanya sbb: Menyan untuk memuja Dewa Siwa, Majegau untuk memuja Dewa Sada Siwa dan Cendana untuk memuja Parama Siwa. Disinilah Pemangku/Pinandita menggunakan Puja Seha sebagai medianya. 

Mengenai pasepan/asep sangat jelas terdengar pada bait Kidung Warga Sari yang biasa disuarakan pada upacara panca yadnya sebagai permohonan agar para Dewata segera turun.

Makna Dupa sebagai pembasmi segala kotoran tampak jelas pada persembahyangan sehari hari dimana melalui mantram Ong Ang Dipastraya namah swaha berarti mohon disucikan diri atas sinar suci Ida Sanghyang Widhi. Api juga sebagai saksi upacara dalam kehidupan. Dalam persembah¬angan dupa sebagai saksi dan asapnya sebagai lambang gerakan rohani ke angkasa sebagai stana para Dewa. 

Dupa sebagai sarira Sanghyang Agni maha melihat perbuatan manusia. Dalam Mitos Hindu yang terdapat pada Lontar Siwa Gama dijelaskan saat rapat para dewa di Sorga yang dipimpin oleh Dewa Siwa, saat itu hadir pula Dewa Surya, oleh karena penampilan Dewa Surya sangat simpatik maka dewa Siwa menganugrahkan tugas agar mewakili dirinya di dunia yaitu sebagai saksi alam semesta. 

Pada saat itu pula Dewa Siwa bergelar Siwa Raditya. Begitu pula Dewa Surya mulai saat itu berguru padanya sehingga diberi nama Batara Guru. Lontar Siwa Gama menyebutkan bahwa matahari sebagai ciptaan Tuhan dan saksi di dunia, maka dari konsepsi ini merupakan dasar setiap upacara panca yadnya selalu dibuatkan Sanggar Surya mengarah dimana matahari terbit sebagai stana Siwa Raditya. (phdi)

0 Response to "Fungsi dan Makna Dupa dalam Persembahyangan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel